Team Webmaster : Tim nasional sepak bola jalanan Indonesia siap siaga di turnamen sepak bola internasional Homeless World Cup 2024 Seoul, Korea Selatan, 21-28 September.
Direktur Eksekutif Rumah Cemara Raditya selaras penyelenggara nasional Homeless World Cup (HWC) di Indonesia mengumpulkan total 12 orang, yang terdiri dari delapan pemain, manajer, pelatih kepala, asisten pelatih dan media akan berkumpul ke Negeri Ginseng malam ini.
“Jadi target tiap tahun selama naik, tiap kita berusaha dari awal hingga akhir untuk menjadi diri kita sendiri pada tahun 2023 selanjutnya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan diikuti oleh lebih dari 40 negara,” kata Raditya dalam acara peluncuran tim di kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora RI), Jakarta, Kamis.
Optimisme untuk mencapai kinerja yang lebih baik dicapai setelah melalui proses pelatihan yang lebih panjang dari tahun lalu. Timnas sepak bola jalanan Indonesia tahun ini menjadi empat bulan pelatihan intensif, dua kali lebih panjang dari sebelumnya.
Gak hanya itu, proses seleksi juga dilakukan lebih awal lagi pada akhir tahun 2023. Piala Dunia Tunawisma 2024.
Mereka berasal dari komunitas-komunitas yang secara struktural membangun sosial yang berkelanjutan dan tidak memiliki kesempatan yang sama dengan masyarakat lain untuk dapat berpartisipasi.
“Kita membuka kualifikasi secara terbuka, terus kita melakukan wawancara mencari tau latar belakang mereka, apakah mereka dari kelompok salah kota, atau mungkin mereka dari orang-orang HIV AIDS atau NAPZA,” ujar Raditya.
“Jadi, sebelum pergi ke itu adalah mempersiapkan tim ini yang dari mereka jaringan atau olah raga kurang, kita pergi ke itu selama empat bulan.”
Aulia Rahman mengaku buta akan peta kekuatan kompetitor negara lain, sebab materi pemain setiap tahun selalu berubah karena setiap pemain hanya diberikan satu kali kesempatan hidup untuk dapat bermain sampai akhir tahun tersebut.
Namun, menurut Aulia, banyak negara-negara yang telah melakukan pembinaan secara rutin di sepak bola jalanan namun, seperti Meksiko dan Brasil. Sementara, dari Piala Dunia, Portugal harus bersaing karena merupakan negara yang lolos ke Piala Dunia besar.
“Intinya kita punya komitmen. “Saya memilih karyawan yang berasal dari kerja keras, bukan berasal dari teknik di lapangan, tapi kita juga melakukan wawancara motivasi mereka,” kata Aulia.
“Para pemain-pemain saya selama empat bulan ini mereka digodok baik itu latihan fisik, taktik, mental juga dilakukan, keselamatan juga, kita latihan gym juga, semua kita lihat nanti di lapangan pada saat acara, yang pasti tinggal membentuk secara mental dan tentunya doa restu dari seluruh masyarakat Indonesia.”
Sementara itu, Staf Khusus Menteri Pemuda dan Olahraga Bidang Peningkatan Prestasi dan Pengembangan Industri Olahraga Ardima Rama Putra berpesan agar tidak kebobolan.
Ardima yang mewakili Menpora Dito Ariotedjo juga menyampaikan pesan “Mas Menteri” agar timnas tidak melewatkan kesempatan untuk berjuang membawa nama baik Indonesia.
“Kami dari pemerintah pasti selalu mendukung untuk kemajuan tim ini meraih prestasi lebih baik dari tahun lalu di Amerika, tahun ini di Seoul semoga bisa bangkit dengan sehat dan kembali dengan sehat, bonusnya meraih prestasi,” ujar Ardima.